Siapa tidak mengenali Komposer, Penyanyi dan Pelakon Sifu M.Nasir.
Bait-bait lagu tulisan beliau sangat unik dan tersusun indah. Namun disebalik
lirik-lirik lagu tulisan beliau, saya yakin tidak ramai yang mengerti dan
memahami akan lagu yang mereka siulkan. Seperti contoh lirik Lagu tanya Sama
Itu Hud-hud ini:-
Tujuh puluh tiga pintu
Tujuh puluh tiga jalan
Yang sampai hanya satu jalan
Beribu-ribu Margasatua
Mencari raja si Muraq
Yang sampai hanya tiga puluh
Ooh… Sang Algojo
Ooh… nanti dulu
Lihat dunia dari mata burung
Atau dari dalam tempurung
Yang mana satu engkau pilih
Dalam kalut ada peraturan
Peraturan mencipta kekalutan
Di mana pula kau berdiri
Di sini
Ooh… Sang Algojo
Ooh… nanti dulu
Berikan ku kesempatan akhir ini
Untuk menyatakan kalimah/kisah sebenarnya
Berikan aku kesempatan akhir ini
Lai lai la lai la lai
“Tanya sama itu hud-hud
Lang mensilang
Kui mengsikui
Kerna dia yang terbangkan ku ke mari”
Di awal Lirik ini pasti membuatkan kita
teringat akan hadith Rasulullah S.A.W iaitu :-
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah
SAW bersabda, Yahudi terpecah menjadi 71 firqah, nasrani terpecah seperti itu
juga. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 firqah. -HR. At-Tirmizi.
Dalam perjalanan saya mendekatkan diri
dengan Pencipta, Saya terpesona akan karya Mantiq Al-Tyar (Mesyuarat Burung). saya melihat
karya ini sinonim akan lagu ini. Tidak saya mengetahui sebenarnya sebelum ini,
banyak lagu-lagu Di era 80-90'an mempunyai unsur sufisme dalam karya mereka Terutama
lagu Kumpulan Damasutra seperti lagu Sufi, Asyik, Seribu Bayangan dan lain-lain
(Jika berkesempatan Insyallah akan saya sentuh dalam penulisan lain).
Mantiq Al-tyar (Mesyuarat Burung)
Kitab ini berisi pengalaman spiritual yang
pernah dilaluinya untuk mencari makna dan hakikat hidup. Attar menuangkan
pengalamannya itu melalui sebuah cerita perjalanan sekawanan burung agar lebih
mudah di fahami. Dengan gaya penyampaian, kitab itu mengisahkan perjalanan
sekawanan burung untuk mencari raja burung yang disebut sebagai Simurgh di
puncak Gunung Kaf yang agung. Sebelum menempuh perjalanan berkumpulah segala
burung di dunia untuk bermusyawarah. Tujuan mereka hanya satu iaitu mencari
raja. Dalam perjalanan itu, para burung yang dipimpin oleh Hud-hud harus
melalui tujuh lembah. Ribuan burung sedunia pun berangkat. Namun yang berhasil
bertemu dengan sang raja hanyalah 30 ekor saja. Tujuh lembah yang dikisahkan
dalam cerita itu melambangkan tingkatan-tingkatan keruhanian yang telah dilalui
Attar selama berkelana mencari hakikat hidup. Ketujuh lembah yang harus
ditempuh untuk dapat bertemu dengan Sang Khalik itu adalah lembah pencarian,
lembah cinta, lembah keinsyafan, lembah kebebasan dan kelepasan, lembah keesaan
murni, lembah keheranan, lembah ketiadaan, dan keterampasan. Lembah pencarian
Inilah lembah pertama yang harus
dilalui seorang pencari dalam menjalani kehidupan spiritualnya. Aneka ragam
godaan duniawi akan menghampiri dan itu harus boleh ditakluki. Para pencari
diharuskan berjuang dengan gigih untuk mendapatkan cahaya ilahi yang didambanya
dengan menghilangkan hasrat-hasrat duniawinya. Hasrat duniawi ini jangan
di ertikan dengan meninggalkan dunia sepenuhnya
Lembah Cinta
Setelah melalui lembah pertama, sang
pencari harus menemukan cinta sejati dalam dirinya untuk dapat menghalau tangan
hitam akal yang menutupi ketajaman mata batin. Hanya dengan mata batinlah para
pencari kebenaran ini dapat melihat realiti apa adanya. Mata hati tidak dapat
dibohongi. Dalam kecintaannya, seorang pencari haruslah memiliki kesudian untuk
mengorbankan apa-apa darinya demi yang diharapkannya yang dicintanya.
Keikhlasan dalam berkurban menunjukkan seberapa besar cintanya pada kekasihnya.
Lembah Kearifan
Dengan mata hati yang terbuka, seorang
pencari dapat melihat jelas realita ciptaanNya. Dengan begitu kearifan akan
menyertai kehidupannya. Jalan makrifat dapat dilalui dengan cara tata cara
ibadah yang khusuk, dan latihan-latihan penempaan diri dalam. Tentu setelah
melalui jalan cinta.
Lembah Kebebasan
Lembah ini merupakan tahap yang
harus dilalui para pencari yang sudah mampu menghilangkan nafsu untuk
mendapatkan sesuatu dengan mudah atau dengan ikhtiar biasa. Dalam tingkatan ini
kesibukan seorang pencari akan fokus pada hal-hal yang utama dan hakiki. Dia
melihat segala seakan biasa, tanpa ada yang menakjubkan.
Lembah Keesaan Murni
Lembah keesaan murni sebuah lambang
wujud, di mana dalam alam sejagat ini hanya ada satu wujud iaitu wujud Tuhan.
Lembah Ketakjuban
Di lembah ini sang pencari akan mengalami ketakjuban luar
biasa kerana semua menjadi serba terbalik. Siang jadi malam, malam jadi siang,
semuanya serba berubah.
Lembah ketiadaan
Inilah lembah terakhir dari sebuah pencarian. Ketika sampai
pada peringkat ini, sang pencari akan menemukan dirinya secara utuh. Yang
ditemukannya hanyalah dirinya dan hakikat dirinya. Setelah tahap inipun sang
pencari akan menemukan simurgh yang tak lain adalah hakikat dirinya sendiri.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan